METROREALITA.COM – TAPTENG || Sejumlah Anggota DPRD Tapteng bereaksi terhadap kejadian dugaan tindak kekerasan yang dialami oleh Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng Susanty Sinurat di salah satu tempat makan durian di Jalan Iskandar Muda, Kota Medan usai menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Pemenangan Pilkada Serentak 2024 yang digelar PDIP Sumut di Hotel Adimulia Medan, Minggu (6/10/2024).
Mereka meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera memproses kejadian yang dinilai telah mempermalukan DPRD Tapteng secara kelembagaan.
“Kami disini tidak merasa senang apa yang terjadi atas perlakuan yang dialami teman kami Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah Ibu Camelia Neneng Susanty. Kami sesama anggota DPRD sangat tidak terima baik moral baik secara institusi lembaga DPRD Kabupaten Tapteng,” kata Saparuddin Simatupang, anggota DPRD Tapteng dari Partai Gerindra dalam konferensi pers yang digelar di gedung DPRD Tapteng, Selasa (8/10/2024).
Menurut Parohon Tambunan, anggota DPRD Tapteng lainnya dari Partai Perindo menimpali, kejadian yang menimpa Camelia yang dilakukan oleh Calon Bupati Tapteng MP tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk penganiayaan dan pelecehan.
Karena kata mantan Kapolsek Pandan ini menjelaskan, korban merupakan seorang wanita, sedangkan terduga pelaku merupakan seorang pria.
“Musibah ini termasuk penganiayaan dan pelecehan kalau menurut saya. Karena dia adalah seorang wanita, yang dilakukan oleh seorang laki-laki. Dalam hal berita yang kami terima saat ini, saya rasa ini sudah jelas menyalahi ketentuan hukum yang ada di negara kita,” ungkap Parohon.
Akibat perbuatan MP, dapat membuat psikis Camelia terganggu hingga harus dirawat di rumah sakit.
“Kenapa, karena kalau kancing itu lepas, berarti itu perbuatan yang secara kekerasan dan secara paksa. Sehingga juga, akibat dari perbuatan itu, terganggu psikis. Namanya perempuan, kalau perempuan itu sudah terganggu psikis nya dia akan mengalami penyakit-penyakit, akhirnya dia di opname,” terang Parohon menanggapi tudingan hoax yang dialamatkan kepada Camelia oleh sebagian netizen di media sosial.
##Anggota DPRD Tapteng Ini Sebut Ada Tokoh Nasional Turun Kelas##
Dalam konferensi pers sejumlah anggota DPRD Tapteng menanggapi dugaan perlakuan kekerasan yang dilakukan oleh Calon Bupati Tapteng MP terhadap Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng Susanty Sinurat, seorang anggota DPRD Tapteng dari Partai Amanat Nasional (PAN) menyinggung adanya seorang tokoh nasional yang turun kelas.
Ternyata, oknum tokoh nasional yang turun kelas yang dimaksud oleh Ikrar Dinata Sihombing, Ketua PAN Tapteng adalah MP.
Dimana diketahui sebelumnya, MP ini merupakan anggota DPR RI periode 2019-2024. Pada Pemilihan Legislatif kemarin, MP tidak lagi terpilih sebagai Anggota DPR RI. Diapun kemudian memutuskan untuk turun ke Kabupaten Tapanuli Tengah mengadu nasib ikut kontestasi Pilkada Tapteng.
“Tentu kami dari lembaga DPRD sangat prihatin dengan kejadian ini, terlebih-lebih yang melakukannya itu adalah seorang laki-laki yang katanya ataupun yang kita ketahui bersama bahwa yaitu ada tokoh Nasional yang turun kelas ke Tapteng untuk mencalonkan diri sebagai Bupati,” kata Ikrar.
DPRD Tapteng kata Ikrar sangat mengecam kejadian tersebut. Dan mereka meyakini kalau perbuatan MP tersebut benar terjadi. Karena, yang menjadi saksi dari kejadian tersebut adalah Ari Mitara, anggota DPRD Tapteng, yang juga berprofesi sebagai seorang Pendeta.
“Dan ini sangat kami kecam kejadian ini, seperti yang disampaikan teman kami kemarin Ari Mitara yang langsung melihat kejadian,” ungkapnya.
Menimpali apa yang telah disampaikan oleh rekannya, Saparuddin Simatupang dan Parohon Tambunan, Ikrar meminta Apah agar segera memeriksa CCTV yang ada di lokasi kejadian.
“Kami dari DPRD meminta kepada Kepolisian agar mencari bukti-bukti yang menguatkan tentang hal ini. Kami minta agar membuka CCTV ditempat kejadian. Kita pasti bisa melihat apakah itu hoax atau benar kejadiannya. Apabila kejadian itu benar kami ataupun masyarakat Tapteng karena kami bagian dari perwakilan masyarakat Tapteng meminta agar pihak kepolisian tegas menindak hal ini. Ini sangat memalukan kejadian ini, karena setahu saya, seseorang laki-laki sejati tidak akan mungkin menyakiti perempuan apalagi didepan umum, diruang publik, sangat memalukan kejadian ini,” tukasnya.
Dia juga menegaskan bahwa mereka dari lembaga DPRD Tapteng bahwa kejadian yang dialami Camelia tidak ada kaitannya dengan Pilkada Tapteng.
“Kita tidak memandang ini sisi politis, kita memandang ini dari sisi kemanusiaan. Artinya, kalaulah kejadiannya di Tapteng bisa kita kaitkan dengan Pilkada Tapteng, ini kejadiannya di internal partai dan tempatnya ditempat umum, tidak ada settingan,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Ikrar mencoba mengingatkan masyarakat yang telah menuding kalau kejadian yang dialami Camelia merupakan sandiwara, agar instrospeksi diri.
“Ada yang mengatakan bahwa setelah kejadian saudari Camelia Neneng Susanty dirawat di rumah sakit, dinyatakan itu hanya semacam kepura-puraan. Coba kita masing-masing, kalau istri kita diperlakukan didepan umum seperti itu, saya yakin sangat syok. Mungkin fisik tidak luka, tetapi dia secara kebatinan ataupun kejiwaan nya pasti terganggu. Jangan kita menganggap ini masalah sepele,” pungkasnya.
Dia juga mengingatkan MP, bila ada persoalan internal Partai, agar diselesaikan juga di ruang lingkup partai, tidak ditempat umum.
“Kalau ada masalah internal partai PDI-P cukup diselesaikan pas kebetulan ada acara, ya sudah diselesaikan di internal partai, kenapa mesti di warung kejadiannya,” tegas Ikrar sembari meminta agar Ketua DPRD Tapteng Ahmad Rivai Sibarani ikut serta mengawal proses hukum kejadian dialami Wakil Ketua DPRD Tapteng tersebut.
Diketahui, Camelia telah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Poltabes Medan. Hal itu sesuai dengan bukti surat laporan yang diterima oleh redaksi dengan nomor : LP/B/2795/X/2024/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA, tertanggal 7 Oktober 2024. (red)