METROREALITA.COM – SIBOLGA || Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446H, Wali Kota Sibolga Akhmad Syukri Nazry Penarik bersama Wakil Wali Kota Sibolga Pantas Maruba Lumban Tobing menggelar sidak harga dan ketersediaan bahan pokok di Pasar Inpres Sibolga, Senin (24/3/2025).
Hadir mendampingi Wali Kota, perwakilan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) serta perwakilan Polres Sibolga. Kemudian, hadir pula Kadis Perindag Sibolga Ramayana Tambunan dan Kadis Kominfo Sibolga Sofyan Nasution.
Tampak, Wali Kota menghampiri beberapa pedagang sembako dan menanyakan terkait kondisi harga dan ketersediaan barang.
Menurut para pedagang, hingga saat ini, belum ada kenaikan harga bahan pokok. Begitu juga dengan ketersediaan barang, belum ada kelangkaan.
Dari hasil sidak diketahui harga daging kerbau di pasar masih diangka Rp140 ribu perkilo. Minyak goreng kemasan merek Minyakita berada diharga Rp18.000. Sedangkan cabe merah berada diangka Rp35 ribu perkilo.
“Alhamdulillah sampai hari ini harga masih stabil. Untuk bahan pokok masih terjamin sampai hari raya idul Fitri. Sampai hari ini untuk kota Sibolga belum ada kelangkaan. Berdasarkan pernyataan pedagang tadi, mereka selalu mendapatkan stok barang, dan tidak pernah kehabisan stok,” kata Wali Kota dalam keterangan persnya.
Pada kesempatan tersebut, Syukri sekilas menjelaskan hasil pantauannya beberapa hari terakhir terhadap kondisi pasar di Kota Sibolga. Ditemukan, penurunan pendapatan para pedagang yang siginifikan.
Sehingga, dia dan Wakilnya Pantas dalam waktu dekat akan segera menyusun skema atau strategi untuk mengatasi persoalan para pedagang tersebut.
“Mungkin satu hari, dia hari kedepan saya dan Pak wakil akan punya skema, bagaimana cara menjaga pendapatan para pedagang di Kota Sibolga,” ungkapnya.
Sementara menurut pihak BPS yang turut hadir pada sidak tersebut, saat ini terjadi penurunan harga terhadap cabe merah dan bawang. Dan ini merupakan momen yang langka.
Karena, dari data tahun-tahun sebelumnya, kedua jenis bahan pokok ini selalu mengalami kenaikan harga setiap menjelang Idul Fitri.
Penyebab turun harga menurut pihak BPS, bukan karena daya beli yang kurang, melainkan karena hasil panen petani saat ini yang melimpah.
Ini kata BPS merupakan strategi dari para petani yang telah menghitung waktu tanam dengan masa panen.
Dimana, petani telah melakukan penanaman dengan jumlah besar untuk menyesuaikan permintaan pasar yang juga besar setiap momen Ramadhan hingga Idul Fitri. (red)